Monday, 31 October 2016

Konsep Hitung Pembagian Pecahan Secara Benar

Onklik baca : Untuk bisa memahami matematika secara benar agar bisa bekerja secara sistematis konsep adalah hal yang terpenting. Tidak bisa kita memahami setengah - setengah. Disni penulis akan khusus membahas tentang bagaimana sebenarnya konsep pembagian pecahan secara benar.

Berdasarkan pengalaman, yang di ketahui anak - anak SD pada dasarnya hanya tahu bahwa dalam melakukan hitung pembagian pecahan cukup mudah dengan membalik pembaginya, ( 3 per lima menjadi 5 per tiga ) padahal kalau diteliti tidak sekedar seperti itu.

Ada urutan logis yang harus dipahami sebelum mengarah kesana. Dalam kasus ini anak tidak bisa menjelaskannya. Mungkin karena faktor guru yang  tidak menjelaskan atau memang tidak tahu.

Konsep hitung pembagian pecahan

Baiklah para pembaca setia dibawah ini akan dijelaskan secara detail konsep hitung pembagian bilangan pecahan :

Misalkan suatu contoh kita akan menghitung bilangan 3 : 6 = ....

3 : 6 itu bisa di ubah menjadi 3 per enam selanjutnya 3 per 6 juga bisa diubah menjadi 3 kali 1 per enam
3 : 6 = 3/6 =====> 3/6 = 3 x 1/6

Kemudian langkah selanjutnya perhatikan pula seperti gb. di bawah tiga juga bisa diubah menjadi tiga per satu
3 x 1/6 = 3/1 x 1/6 =====> 3/6 di ubah menjadi 3/1 : 6/1

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
3/1 : 6/1 = 3/1 x 1/6 =====> 3/1 x 1/6 = 3/6 = 3 : 6

Jadi dari hasil proses yang demikiannlah bisa disimpulkan bahwa dalam pembagian pecahan bentuk hitungnya di ubah menjadi perkalian dengan mengubah pembaginya kebentuk kebalikan pecahan tersebut seperti di atas

Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca

Sinopsis dan Langkah-langkahnya

Belakangan ini siswa - siswa SD di Kabupaten Klungkung Bali di ramaikan dengan pembuatan sinopsis yang di gagas oleh perpustakaan daerah kabupaten untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan membaca di yakini akan banyak mendapat pengetahuan baru terutama dalam pembentukan karakter anak didik.

Sampai akhirnya anak didik kami dapat 2 orang dari anak kelas 4 yang penghargaannya diberikan langsung oleh Bapak UPT Disdipora Kec. Dawan. Terima Kasih Bapak

Penyerahan hadiah sinopsis
Saat Penyerahan hadiah oleh Bapak UPT Dawan

Dalam hal tersebut disini penulis akan menjelaskan sedikit tentang apa itu sinopsis? dan Bagaimana langkah yang harus di lakukan dalam membuat sinopsis?

Sinopsis biasanya digunakan sebagai prolog pada sebuah naskah, baik naskah pendek ataupun naskah panjang untuk sebuah pementasan teater panggung, drama, ataupun dalam film. Sinopsis ini di buat untuk mempermudah dalam mengetahui atau memahami sebuah naskah atau cerita yang akan dibaca.

Dalam penulisan biasanya hanya  1 s.d 3 halaman saja, 1/5 dari panjang karangan aslinya. Dan dalam penulisan sinopsis tidak membutuhkan gaya bahasa dan penjelasan yang luas, akan tetapi isi atau gagasan umun lebih di utamakan.

Adapun  Langkah-Langkah yang dapat dilakukan dalam membuat Sinopsis :
  1. Membaca naskah aslinya secara keseluruhan untuk mendapatkan pesan penting yang terdapat di dalamnya.
  2. Mencatat gagasan pokok atau menggaris bawahi gagasan pokok yang dianggap penting untuk disampaikan.
  3. Menulis ringkasan sesuai gagasan utama/pokok yang ditemukan sesuai langkah-langkah kedua.
  4. Gunakan kalimat yang jelas, efektif, menarik, dan mudah dipahami untuk membuat rangkaian cerita singkat yang bisa menggambarkan apa yang akan diceritakan oleh karangan aslinya.
  5. Sinopsis dibuat tidak boleh menyimpang dari isi cerita sebenarnya secara keseluruhan.
Itulah lima langkah yang bisa dilakukan dalam pembuatan sinopsis agar lebih bermakna. Sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Dan hal yang paling penting juga si pembuat sinopsis harus dapat mengetahui/memaknai manfaat apa atau pesan apa yang terkandung dalam cerita untuk disampaikan.



"SALAM"
MARI BUDAYAKAN GEMAR MEMBACA


Sunday, 30 October 2016

Makna Upacara Bendera Setiap Senin di Sekolah

Onklik baca : Upacara Bendera yang rutin di lakukan di Sekolah setiap hari Senin tidaklah sekedar berdiri beberapa menit saja. Namun mempunyai arti yang sangat penting terutama dalam pembentukan karakter setiap anak.Sikap akan terbentuk dengan sendirinya.

Upacara bendera setiap hari Senin di sekolah bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa serta memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa ataupun menumbuhkan semangat jiwa nasionalisme.

Jika siswa mampu disiplin dalam mengikuti Upacara Bendera, maka pada saat pengibaran Bendera Merah Putih, hati seluruh peserta upacara akan tersa bergetar dan sekaligus bangga karena Sang Merah Putih berkibar dengan gagahnya.

Disanalah terlihat bahwa kita adalah bangsa yang telah Merdeka dan Berdaulat. Merdeka karena jasa para pahlawan kita yang telah gugur memperjuangkannya sampai titik darah penghabisan hingga terusir dari ibu pertiwi yang kita cintai ini.

Upacara bendera juga mengajarkan untuk senantiasa mengenang jasa para pahlawan, mendoakannya, menyanyikan lagu-lagu nasional yang membuat peserta didik tahu sejarah bangsa Indonesia dan menamkan jiwa patriotisme dikalangan siswa,

Lantas setelah sekian lama melaksanakan kegiatan Upacara Bendera setiap hari Senin pernahkah terbersit beberapa pertanyaan?
Sudahkah menjadi orang yang tertib?
Sudahkah menjadi pemimpin yang bijaksana?
Sudahkah bersedia dipimpin menjaga kekompakan dan bekerjasama?
Pernahkah terpikir apa yang didapat hari ini adalah jerih payah dan jasa para pahlawan?

Sebab yang menjadi harapan dari pelaksanaan Upacara Bendera ini adalah belajar lebih tertib, mentaati segala peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, lingkungan, dan Agama. Belajar lebih disiplin, mengerjakan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan.

Kemudian kalian siap belajar menjaga nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme, menggunakan produk dalam negeri, melestarikan kebudayaan lokal, dan menjaga peninggalan nenek moyang kita.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal baik.

Bagaimana pembaca?
Tentu sekarang sudah tahu tentang nilai-nilai dalam upacara bendera dan manfaatnya pula. Semoga setelah membaca posting ini pembaca bisa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan upacara bendera, dan tidak malas lagi dalam berupacara. Karena sudah mengetahui tentang manfaat dalam upacara.

Saturday, 29 October 2016

Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif

Pendidikan dianggap sebagai hal yang berlangsung sejak lama dan merupakan hal yang biasa-biasa saja seperti yang dulu. Untuk itu, ada sebagian guru masih cenderung untuk bersikap elitis dengan selalu mengagungkan kekuasaan dan menganggap dirinya sebagai sumber yang "serba bisa". Padahal pola ini sudah tidak lagi relevan dan memerlukan kesadaran untuk berubah.

Keberadaan pola ini dapat menyebabkan tidak adanya perubahan dalam dunia pendidikan. Sebagai dampaknya, hasil anak didikan yang menjadi output hanya memiliki kemampuan yang sama atau kurang dari yang dimiliki oleh gurunya.

Bagaimana menjadi guru inspiratif

Guru bukanlah sekedar hanya mentransfer ilmunya tetapi lebih dari itu memberikan didikan dan menjadi inspirasi tersendiri pada siswa untuk belajar sehingga ketika ia mengajar siswa merasa senang dan termotivasi untuk selalu mengikuti pelajaran dengan sebuah konsekuensi bahwa apa yang diajarkan itu merupakan hal yang menarik dan dapat dipahami siswa.

Pada ranah demikian , guru dituntut untuk selalu membenahi diri untuk selalu mengerti kebutuhan siswa dan mengupayakan agar siswa tidak merasa jenuh sehingga seolah-olah di penjara dalam sekolah.

Bagaimana seharusnya peran guru? Untuk menjadi guru yang inspiratif ini memang tidak mudah karena dirinya harus membawa sesuatu yang tidak biasanya, mampu menembus batas tradisi, dan kreatif.

Melihat kondisi sekolah umumnya di negara kita, guru memang terbelenggu oleh ketentuan administratif yang harus dipatuhi seperti target pencapaian pada kurikulum, ketuntasan belajar (KB), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sesuai ketentuan yang telah ada bahwa wujud pelaksanaan pendidikan di sekolah tertuang dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler.

Dalam kegiatan intrakurikuler tidak jarang guru dalam interaksinya terhadap para siswanya mampu mengembangkan potensi yang dimiliki mereka. Padahal tujuan pendidikan sebenarnya adalah mengembangkan secara menyeluruh  potensi anak didik melalui kreativitas dan bisa berpikir kreatif dan responsive.

Dengan demikian proses pendidikan yang ada di sekolah seharusnya tidak hanya selalu berorientasi pada aspek kognitif saja atau dengan kata lain mengacu pada nilai, tetapi juga harus dapat mengembangkan nilai-nilai lain seperti spiritual, kepribadian, emosional, dan sosial.

Dalam hal ini ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas yaitu:

Baca juga : Cara menghadapi kenakalan anak SD

1. Melalui Pendekatan Kecerdasan Emosion Emosional

Pada ranah inilah, guru sebenarnya dapat membangkitkan potensi para siswa untuk menempuh kesuksessan dengan mengembangkan rasa simpati dan empati kepada sesama, sifat kerja keras, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

Pendekatan emosional yang dapat dilakukan misalnya, dengan selalu menebarkan energi positif pada anak didik, toleransi terhadap ketidak sempurnaan, dan mencintai sepenuh hati para siswa dengan perbedaan yang telah dimiliki.

2. Melalui Pendekatan Kecerdasan Spiritual.

Pada ranah pendekatan ini, yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan potensi para siswa dengan membangkitkan spiritual dan tata krama dengan cara menanamkan nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Agama.

3. Melalui Pendekatan Kecerdasan Sosial.

Guru dapat menanamkan pada siswa perlunya menyadari bahwa latar belakang mereka berbeda-beda baik suku, bahasa, agama bahkan tingkat ekonominya, tetapi di sisi lain manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri.

Oleh karena itu penting untuk mengembangkan sikap kerja sama, simpati, empati, tenggang rasa, dan budi pekerti yang luhur pada setiap para siswa. Cara yang dilakukan dengan mempraktekkan 5 S ( senyum, sapa, salam, sabar, dan syukur)

Melalui tiga pendekatan tersebut, guru dapat menjadi inspirasi bagi setiap anak didiknya. Hal ini dilakukan agar kedepannya anak didik dapat sukses dalam kehidupannya baik ketika dia bekerja  maupun ketika ia menjadi seorang pemimpin.

Sumber : Elin Rosalin

Solusi Gagal Backup PMP 1.4 dan Kirim Data ke Sever Pusat

Permasalahan - permasalahan pada aplikasi PMP kerap saja terjadi. Salah satunya mungkin para operator mengalami masalah pada backup PMP atau pengirimannya. Pengiriman membutuhkan waktu yang lama bahkan mungkin para operator sampau begadang hanya untuk kirim data agar berhasil.

Tetapi tetap saja hasilnya nihil. Belum lagi diganggu dengan masalah teknis yang ada pada komputer para operator sehingga membuat mengulang lagi untuk entri data setiap guru, siswa, dan komite sekolah.

Sebelum ke versi 1.4 memang di kasi kemudahan untuk berjaga - jaga dikala operator tidak bisa mengirim data dengan jalan membackup data tersebut. Tapi sekarang bagaimana? di versi 1.4 ini mengalami error dalam membackup data PMP. Bagaiamana tidak kesal bukan? Capek-capek buat malah hilang lagi hehehe.

Untuk pemasalahan seperti itulah yang perlu di atasi, pertama coba saja tombol backup PMP jika mengalami eror maka segeralah diperbaiki. Ini saya dapatkan dari pengalaman pribadi dan dari berbagai informasi yang saya dapatkan. sehingga merasa perlu untuk di share kepada teman-teman operator yang membutuhkan.

Adapun langkah-langkahnya adalah :

1. Silahkan buka komputer klik local disk C selanjutnya cari di Program files atau di Program Files  (x86) pilih folder PMP kemudian cari pilih foler php

2. Pada folder php carilah file php.ini di kolom pencarian seperti yang tampak pada gambar.
Solusi gagal backup PMP
3. Kemudian klik 2x agar terbuka filenya

4. Kemudian cari memory_limit. Apabila masih seperti ini memory_limit = 128M maka angka 128M bisa diganti dengan 256M atau 512M

5. Kemudian Save AS di Disk D atau lainnya dengan format nama php dan format All Files selanjutnya hapus file php.ini yang tadi dan copy file php.ini yang sudah disimpan.

5. Kembali ke folder php silahkan paste disana file php.ini

6. Langkah terakhir restart laptop/komputer anda.

Setelah melakukan langkah-langkah di atas dengan urut dan benar maka coba buka aplikasi PMP anda dan lakukan backup bila berhasil lalu kirim data, tunggu beberapa saat lalu cek di progres pngiriman lihat tanggal kirim data bila sudah sesuai dengan tanggal saat anda mengirim sudah di pastikan data anda terkirim ke server pusat.

Nah bagaimana mudah bukan! jika sudah di ikuti sesuai petunjuk saya yakin pasti berhasil dan sukses karena ini sudah saya terapkan sendiri.

Semoga Bermanfaat

Friday, 28 October 2016

Mengapa Guru Perlu Mengembangkan Bahan Ajar

Terdapat berbagai alasan mengapa para guru harus perlu mengembangkan bahan ajar di dalam setiap memberi pelajaran, yakni antara lain : ketersedian bahan sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Mengembangkan bahan ajar haruslah memperhatikan tuntutan kurikulum di jamannya, artinya bahan untuk belajar yang kita kembangkan harus mengacu pada kurikulum.

Pada kurikulum satuan tingkat pendidikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) telah ditetapkan oleh pemerintah dengan adanya SK dan KD, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan belajar yang akan digunakan nantinya diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga yang profesional.

Dalam hal ini, guru tentunya tiap kali akan mengajar / masuk kelas dituntut untuk selalu mempunyai kemampuan mengembangkan bahan belajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum yang berlaku, sebuah bahan ajar bisa saja menempati pada  posisi sebagai bahan ajar pokok atau suplementar.

Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan utama pada kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementar dimaksudkan adalah bahan ajar untuk menambah, memperkaya,  ataupun memperdalam isi kurikulum di dalamnya.
Mengapa guru perlu kembangkan bahan ajar

Apabila bahan ajar ingin sesuai dengan tuntutan kurikulum sulit ataupun tidak diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri merupakan suatu keputusan yang sangat bijak.

Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengetahuan, pengalaman sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat yang biasa di ajak berdiskusi.

Demikian pula referensi dapat diperoleh dari buku-buku, media masa, internet, dan lain-lain dengan cukup mudah. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri paling tidak bisa dengan memadukan yang telah ada.

Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung untuk memilihnya, maka dari itu guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi para siswa yang tercinta.

Selanjutnya, dalam mengembangkan bahan ajar harus dapat menjawab, memecahkan masalah ataupun mengatasi kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang sering kali para siswa akan sulit memahaminya ataupun guru juga sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut bisa saja terjadi  karena materi tersebut rumit, abstrak, asing, dan yang lainnya.

Untuk mengatasi kesulitan ini maka guru perlu dapat mengembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak atau hayalan, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut menjadi seolah-olah nyata, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dan lain-lain.

Demikian pula materi yang memang rumit, haruslah dapat djelaskan dengan cara yang se-sederhana mungkin sesuai dengan tingkat berpikir siswa sehingga menjadi mudah dipahami.

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik atau lingkungan sosial siswa di sekolahnya.

2. Membantu siswa memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku yang memang terkadang sulit untuk diperoleh.

3. Dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelasnya sehingga belajar menjadi lebih nyaman dan efektif.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca juga : Bagaimana menjadi guru inspiratif